Jumat, 16 Desember 2011

contoh study kasus

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat,taufik dan hidayah Nya penulis dapat menyelesaikam laporan kumpulan soal sebagai tugas akhir Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) ini.
            Penyusunan laporan ini tidak lepas dari bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis bermaksud mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu terselesaikannya laporan ini, antara lain :
1.      Dra.Tri Endarwati,MM, selaku kepala sekolah SMA Muhammadiyah 1 Malang.
2.      Dra.Andriani Astuti, selaku guru pamong yang telah memberikan bimbingan mengajar dan pengarahan selama kegiatan PPL berlangsung.
3.      Siswa-siswi SMA Muhammadiyah 1 Malang, Khususnya siswa yang telah bersedia dijadikan sebagai siswa yang mengerjakan.
4.      Rekan-rekan mahasiswa PPL di SMA Muhammadiyah 1 Malang
5.      Dan semua pihak yang telah banyak membantu dalam penyusunan laporan studi kasus ini.

ii
 
 

Penulis menyadari bahwa laporan studi kasus ini masih banyak kekukarangan baik susunan kata maupun penulisannya. Karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun.
Akhirnya penulis berharap laporan kumpulan soal ini bermanfaat bagi semua pihak.

Malang, 09 November 2011
                                                                                          Penulis

                                                                                          Frida Susanto
                                                                                          NIM. 08320116   












iii
 
 

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Studi Kasus di SMA MUHAMMADIYAH 1 MALANG ini telah diperiksa dan disetujui pada tanggal 12 November 2011


IMG_0001.jpg 

















BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Sekolah adalah sebuah lembaga yang dirancang untuk pengajaran siswa di bawah pengawasan guru. Selain itu, sekolah merupakan lembaga pendidikan formal dalam masyarakat yang mempunyai peranan penting dalam ikut serta mengantarkan masyarakat ke arah kehidupan yang lebih baik dan sesuai dengan yang dicita – citakan.
Di sekolah, guru adalah orang tua kedua bagi anak didiknya. Sebagai pengganti orang tua, sudah menjadi tugas dan kewajiban guru untuk selalu membimbing dan mengarahkan siswa - siswi bimbingannya menjadi manusia yang cerdas, terampil, berbudi pekerti luhur, berkepribadian dan mampu membangun dirinya serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.
Untuk  membekali calon guru agar menjadi guru yang profesional di segala bidang dan menciptakan suasana harmonis antara anak dan orang tua, khususnya warga sekolah maka ia harus memahami tugas dan kewajiban guru. Dari perihal tersebut kegiatan PPL (Praktik Pengalaman Lapangan) ini sebagai calon guru tidak hanya dilatih untuk mengajar dengan baik tetapi juga dibekali dengan pengalaman membimbing siswa dalam melihat, memahami dan mengantisipasi berbagai permasalahan yang timbul dalam proses pendidikan sehingga pada akhirnya siswa dapat mencapai keberhasilan dalam studinya.
1
 
 

Dalam Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) ini, penulis dilatih untuk mencoba memahami kesulitan yang dialami anak didiknya. Selanjutnya dilakukan bimbingan dan pengarahan untuk membantu mencari pemasalahan tersebut melalui studi kasus. Studi kasus merupakan suatu teknik yang bertujuan untuk membantu siswa memecahkan masalah yang tengah dihadapinya. Langkah yang harus ditempuh dalam pelaksanaan studi kasus ini dengan cara mempelajari keadaan siswa secara mendalam dan menyeluruh tentang diri pribadi siswa, lingkungan, dan cita – cita siswa sehingga diperoleh gambaran lengkap tentang permasalahan yang dihadapi siswa tersebut. Gambaran tentang siswa ini kemudian dijadikan acuan untuk membantu siswa mencari jalan keluar dari permasalahan yang sedang dihadapi.
 Oleh karena itu, dengan adanya pelaksanaan studi kasus ini, sebagai seorang calon guru yang diharapkan dapat mempersiapkan diri sebelum terjun sebagai tenaga pengajar dan pendidik di suatu sekolah. Juga diharapkan seorang guru dapat memiliki kepekaan dan ketrampilan untuk menganalisis dan membantu siswa dalam menyesuaikan permasalahan yang dihadapinya.
2
 
Hal tersebut berkaitan dalam pelaksanaan Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) Universitas Muhammadiyah Malang di SMA Muhammadiyah 1 Malang, penulis sebagai guru praktik yang mengajar mata pelajaran matematika di kelas XI IPS 1 telah menemukan bahwa sebagian siswa kelas XI IPS 1 menyukai dan mudah menerima pelajaran matematika, namun banyak juga siswa kelas XI IPS 1 yang mengalami kesulitan dalam pelajaran matematika. Dalam hal ini penulis telah memilih salah satu siswa kelas XI IPS 1 sebagai subyek dalam penelitian studi kasus ini karena selama penulis mengajar mata pelajaran matematika siswa tersebut selalu mempunyai nilai tugas harian dan nilai ulangan di bawah rata -rata.  Selain itu, siswa ini juga selalu tampak lemas, malas, melamun, murung, tidak
aktif saat pembelajaran, sering menyontek pekerjaan teman, terkadang saat pelajaran berlangsung ia membuat ulah utuk memancing perhatian teman dan guru,  serta kurang memperhatikan pelajaran di dalam kelas.
Dari uraian di atas maka penulis mengambil judul “Pengaruh Perhatian Keluarga Terhadap Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa Di Bidang Matematika“.
B.     Pengertian Layanan Bimbingan Siswa
Untuk memberi gambaran yang lebih luas tentang layanan bimbingan siswa dalam pembahasan lebih lanjut maka terlebih dahulu kita pahami tentang pengertian layanan bimbingan siswa.
Layanan bimbingan siswa menurut Crow (dalam Djumhur, 1975) menyatakan bahwa bimbingan dapat diartikan sebagai bantuan yang diberikan oleh seorang pria atau wanita, yang mempunyai pribadi baik dan pendidikan yang memadai, kepada seseorang individu dari setiap usia yang menolongnya mengemudikan kegiatan-kegiatan hidupnya sendiri.
Dalam buku pedoman Praktek Pengalaman Lapangan (2009:12) dijelaskan bahwa layanan bimbingan siswa dapat diartikan sebagai upaya mengenal, memahami dan menetapkan siswa yang mengalami kesulitan belajar, khususnya kesulitan belajar dalam bidang studi, dengan kegiatan mengidentifikasi, mendiagnosis, memprognosis dan memberikan pertimbangan pemecahan masalah.
3
 
 

Maka dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa layanan bimbingan siswa adalah bantuan yang diberikan kepada siswa secara terarah agar ia dapat memahami dan menyesuaikan diri terhadap aktifitas hidupnya.
Dalam hal ini layanan bimbingan siswa dikhususkan pada masalah kesulitan belajar siswa. Jika seorang siswa mengalami permasalah dalam belajarnya, maka akan berpengaruh pada motivasi belajarnya, dan berakibat pada prestasi belajar yang akan menurun. Kesulitan belajar itu sendiri menurut Surya (1981:20) adalah suatu gejala dalam proses belajar yang ditandai dengan berbagai manifestasi tingkah laku, karena guru yang bertanggung jawab terhadap proses belajar mengajar sehingga ia harus memahami manisfestasi gejala-gejala kesulitan belajar. Dengan adanya layanan bimbingan siswa atau BK di sekolah, maka diharapkan dapat mengatasi permasalahan – permasalahan yang terjadi pada anak didiknya.
C.    Tujuan layanan Bimbingan Siswa
Berdasarkan pengertian dan sifat dari layanan bimbingan siswa, maka tujuan yang ingin dicapai dari layanan bimbingan siswa adalah sebagai berikut :
1.      Tujuan Umum
a.       Mengenal latar belakang pribadi siswa yang mempunyai permasalahan. Dalam hal ini konseli dibantu untuk memahami kesulitan belajar yang ia hadapi dari berbagai faktor pada dirinya, terutama faktor keluarga, sehingga ia dapat mengerti langkah selanjutnya atau jalan keluar yang harus diambil terhadap permasalahan dalam belajarnya.
4
 
 

b.      Membantu siswa dalam mengembangkan pengertian, pemahaman diri dan kemampuan memecahkan masalah. Dalam hal ini konseli diarahkan dan dibimbing untuk memahami dan mengerti faktor keluarga, seperti keadaan orang tua, hubungan konseli dengan orang tua, dan atmosfer antar anggota keluarga. Setelah ia paham maka akan mudah mengambil jalan keluar atau pemecahan masalah dalam belajarnya, sehingga ia akan lebih mudah melaksanakannya.
c.       Memahami dan menetapkan jenis, sifat, faktor-faktor penyebab, dan alternatif pemecahan serta pemecahan timbulnya kembali masalah yang serupa. Dalam hal ini, konseli dibekali berbagai pemahaman tentang alternatif lain jika permasahannya dalam belajar akan muncul lagi.
2.      Tujuan Khusus
a.       Membantu mengatasi kesulitan dalam memahami dirinya dan lingkungannya (keluarga, sekolah dan masyarakat).
b.      Membantu mengatasi kesulitan belajar khususnya untuk mata pelajaran matematika.
c.       Membantu meningkatkan prestasi belajar siswa itu sendiri dan membantu mengatasi kesulitannya.
d.      Membantu mengatasi kesulitan dalam membina hubungan sosial.

5
 
 

D.    Pentingnya Layanan Bimbingan Siswa
Secara umum layanan bimbingan siswa ini dapat memberikan manfaat kepada:
1.      Mahasiswa PPL (calon guru)
Hasil dari pembuatan laporan layanan bimbingan siswa ini dapat digunakan sebagai :
a.       Sarana untuk melatih dan menambah pengalaman dalam membantu siswa menyelesaikan permasalahan yang dihadapi.
b.      Penunjang dalam peningkatan kompetensi sebagai seorang guru profesional di masa yang akan datang.

2.      Siswa Konseli (klien)
Hasil layanan bimbingan ini dapat digunakan siswa untuk :
a.       menyesuaikan diri terhadap lingkungan sekitarnya.
b.      sadar dan memahami kelemahan-kelemahan yang ada pada dirinya.
c.       menyalurkan bakat dan minat yang dimilikinya.
d.      Mendapatkan bantuan dalam mengidentifikasi masalah dan upaya pemecahannya.
e.       Memperoleh informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan prestasi belajar.



6
 
 

3.      Wali Kelas / Guru BK
Guru wali kelas juga merupakan orang tua siswa di sekolah khususnya di kelas sehingga bertanggung jawab dalam pembinaan dan pengarahan siswanya. Dengan adanya layanan bimbingan siswa ini dapat digunakan wali kelas untuk memberi perhatian yang lebih serta membantu mengatasi permasalahan yang dihadapi klien dengan pertimbangan hasil analisa mahasiswa PPL terhadap pelaksanaan Layanan Bimbingan Siswa.
4.      Guru Bidang Studi
Dengan pelaksanaan bimbingan siswa yang baik dan tepat akan membantu menangani siswa yang sedang bermasalah dengan lebih cepat, sehingga tidak mengganggu proses belajar mengajar di kelas serta dapat dijadikan sebagai cara guru bidang studi dalam meningkatkan prestasi anak didiknya, hal tersebut diakibatkan karena kemampuan dan kesenangan anak didik terhadap suatu bidang studi atau mata pelajaran berbeda-beda antara siswa satu dengan lainnya sehingga perlunya informasi tersebut yang nantinya dijadikan bahan evakuasi guna peningkatan prestasi akademik siswa yang bersangkutan.





7
 
 

5.      Kepala Sekolah
Hasil layanan bimbingan siswa ini dapat dipakai sebagai :
a.       Sebagai salah satu sumber informasi tentang siswanya sehingga dapat digunakan landasan dalam menentukan kebijakan dalam kaitanya dengan perencanaan dan pelakasanaan program pengajaran.
b.      Sebagai bahan pertimbangan dalam memonitoring keadaan siswa dan kemampuan guru, terutama yang berkaitan dengan layanan bimbingan siswa.
6.      Orang tua siswa
Manfaat layanan bimbingan ini bagi orang tua siswa adalah untuk meningkatkan komunikasi antara orang tua dengan sekolah sehingga dapat dihindari kesalahan atau kekeliruan dalam mendidik anak.
8
 
 












BAB II
METODE DAN ALASAN PEMILIHAN KONSELI
A.    Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Teknik dan alat yang digunakan dalam mengumpulkan data layanan bimbingan siswa ini antara lain sebagai berikut:
  1. Observasi
Observasi adalah suatu penyelidikan yang dijalankan secara sistematis dan sengaja diadakan dengan menggunakan alat indera (mata) terhadap kejadian-kejadian yang langsung diungkap pada waktu kejadian berlanngsung. Karena observasi dijalankan dengan menggunakan alat indera, maka observasi itu menyangkut masalah yang sangat kompleks dan observer harus bersifat dalam menangkap data yang ada.
  1. Wawancara
Wawancara yaitu suatu metode untuk mendapatkan data anak  dengan mengadakan hubungan secara langsung dengan informan. Keuntungan menggunakan metode wawancara adalah pertanyaan-pertanyaan yang kurang jelas dapat diperjelas oleh informan, sehingga informan akan mengerti apa yang dimaksudkan dan bahasa wawancara dapat disesuaikan dengan siswa.


9
 
 

3.      Angket
 Angket adalah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang akan diukur (responden). Hasil isian dari angket ini merupakan gambaran dari klien yang sebenarnya, yaitu dapat berupa latar belakang siswa, keadaan keluarga, cita-cita, hobi, harapan, juga untuk memperoleh keadaan fisiknya, psikologis, dan sosialnya. Angket yang digunakan adalah angket bagi pihak klien dan angket pengamatan guru terhadap klien. Sehingga dari hasil pengisisan angket yang diperoleh akan diteliti dan disintesa dari jawaban konseli terhadap pengaruh belajar konseli.
4.      Daftar Check List
Menurut Arikunto (2003: 29), yang dimaksud dengan daftar cocok (check list) adalah deretan pernyataan (yang biasanya singkat-singkat), di mana responden yang dievaluasi tinggal membubuhkan tanda cocok (ü) di tempat yang sudah disediakan.
B.     Sumber Data
Sumber data yang berkenaan dengan masalah yang dihadapi klien dan dapat digunakan untuk kelengkapan laporan layanan bimbingan siswa ini adalah sebagai berikut.
  1. Siswa sebagai konseli
Merupakan sumber daya yang terpenting dan utama karena siswa ini dapat memberikan data yang sebenarnya mengenai masalah-masalah yang berkaitan dengan pribadinya.
  1. Teman-teman Konseli
Teman-teman konseli merupakan pihak yang terdekat di sekolah. Mereka banyak sedikit mengetahui tingkah laku dan kondisi siswa di sekolah sehari-hari.
10
 
 

  1. Daftar Nilai
Daftar nilai merupakan sumber data sekunder yang diperoleh dari guru wali kelas atau dari guru-guru bidang studi yang bersangkutan.
  1. Guru-guru
Guru pengajar dan guru staf BP dapat dihubungi untuk memberikan tambahan-tambahan informasi yang akurat mengenai kondisi konseli.
5.      Orang tua konseli
Orang tua adalah orang yang paling bertanggung jawab dan berwenang terhadap konseli. Orang tua juga tahu tentang perkembangan fisik dan mental konseli.
C.    Alasan Pemilihan Siswa Kasus
Gejala – gejala yang tampak pada konseli menunjukkan bahwa konseli menghadapi suatu masalah yang perlu ditelaah lebih dalam lagi untuk dapat membantunya dalam menyelesaikan masalah tersebut. Ada beberapa alasan dalam pemilihan kasus ini, yaitu :
1.      Konseli menujukkan sikap kurang aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Hal ini terlihat dari sikap konseli pada saat mengikuti kegiatan pembelajaran, konseli tampak malas mengerjakan soal-soal yang diberikan, tidak pernah maju ke depan kelas untuk mengerjakan soal, tidak mau bertanya jika tidak mengerti materi yang diberikan, suka mencontek  pekerjaan teman, terkadang ia tidak mengerjakan PR atau tugas yang diberikan, dan sering membuat ulah untuk mencari perhatian teman dan guru serta terkadang konseli melamun saat pelajaran berlangsung.
11
 
 

2.      Hasil nilai belajar konseli yang sangat kurang. Hal ini terlihat dari nilai tugas harian, kuis dan nilai ulangan harian  konseli yang selalu dibawah rata – rata kelas.
3.      Sikap / perilaku konseli terlihat kurang bersemangat, murung dan tetutup dengan teman-temannya. Seperti, pada pelajaran matematika berlangsung suka mengerjakan hal-hal lain seperti mengobrol atau menggambar yang tidak ada hubungannya dengan materi yang diberikan, mudah menyerah pada saat menemui kesulitan dalam materi yang diajarkan, dan konseli takut salah dalam menjawab berbagai soal yang diberikan oleh guru (tidak percaya diri).

D.    Konfidensialitas
Mengingat data yang ditulis dalam laporan ini menyangkut kerahasiaan siswa kasus, maka sesuai dengan kode etik konselor sekolah, nama siswa, nama orang tua siswa dan alamatnya dibuat fiktif atau menggunakan nama indentitas samaran. Hal ini dimaksudkan agar siswa kasus tidak merasa malu atau dirugikan jika laporan ini dibaca atau diketahui oleh orang lain yang tidak berkepentingan. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh konselor dalam rangka menjaga kerahasiaan siswa kasus. Misalnya testing, wawancara yang bersifat rahasia hanya boleh dilakukan untuk kepentingan siswa kasus. Sebab data itu digunakan untuk pertimbangan pemecahan masalah-masalah yang sedang dihadapi oleh siswa kasus.
12
 
 

BAB III
LAYANAN BIMBINGAN SISWA
A.    Identifikasi kasus
Identifikasi kasus bertujuan untuk mencari, menetapkan dan mendapatkan siswa mana yang tergolong mengalami kesulitan belajar dan memerlukan bantuan dalam pemecahannya, sehingga ia dapat memperbaiki dan meningkatkan prestasi belajarnya.
 Dalam bimbingan siswa ini praktikan memilih salah satu siswa kelas dua sebagai konseli karena dari hasil mengamati siswa tersebut pada proses belajar mengajar sikapnya pasif terhadap materi pelajaran, mudah menyerah saat mendapat kesulitan dalam mengerjakan soal, membuat ulah untuk mencari perhatian teman dan guru, melamun dan takut salah dalam menjawab berbagai soal yang diberikan guru. Selain nilai-nilai siswa di bawah rata - rata, Siswa ini juga hampir tidak memiliki daya juang untuk belajar, tampak malas, murung dan lesu didalam kelas. Dari berbagai pengamatan tersebut praktikan mendapat kesimpulan bahwa siswa tersebut mengalami masalah dan kesulitan dalam menerima pelajaran serta motivasi belajarnya rendah, khususnya dalam pelajaran matematika.
B.     Analisis data
13
 
Analisa merupakan tahap pengumpulan data informasi tentang konseli yang memakai berbagai macam alat pengumpul data. Program layanan bimbingan siswa ini dilakukan untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah yang dihadapinya. Untuk mencapai tujuan tersebut praktikan harus berusaha mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya sebagai dasar pertimbangan dalam menentukan alternative pemecahan masalah.
Adapun langkah-langkah yang ditempuh praktikan dalam kegiatan layanan bimbingan ini sebagai berikut :
v  Hasil Pengumpulan Data Melalui Angket Siswa
1.      Identitas Siswa
Nama Lengkap                          : Agoeng Multazam
Nama Panggilan                         : Agoeng
Kelas                                          : XI IPS 1
Jenis Kelamin                             : Laki-laki
Tempat dan Tanggal Lahir         : Banjarmasin, 03 Agustus 1995
Agama                                       : Islam
Suku Bangsa                              : Indonesia
Dst (terlampir dihalaman lampiran).
v  Hasil Pengumpulan Data Melalui Problem Check-List
a.       Kesehatan
·                        Sering merasa lelah dan tidak bersemangat
·                        sering suka tidur
·                        kadang – kadang merasa ngantuk
14
 
 

b.      Rumah dan Keluarga
·                        di rumah merasa tidak kerasan
·                        tidak / jarang erat dengan orang tua
·                        orang tua sering menekan dengan keras
c.             keadaan kehidupan ekonomi
·                        orang tua saya cukup mampu dan saya ingin segala keinginan saya dicukupi
d.      Agama dan Moral
·                        sering tidak mengakui kesalahan
·                        sering mengingkari janji
·                        sering tidak sportif
·                        suka mempermainkan orang lain
·                        sering lupa mengembalikan milik orang lain
·                        ucapan dan perbuatan sering tidak sesuai
e.       hubungan sosial dan organisasi
·                        binggung bila berhadapan dengan orang banyak
·                        lebih senang menjadi anggota daripada ketua

15
 
 

f.       penyesuaian terhadap sekolah
·                        saya sering membolos
·                        sering timbul dorongan lait pekerjaan teman
·                        sering merasa cemas bila ulangan
·                        merasa bahan pelajaran sukar di kuasai
·                        ada beberapa pelajaran yang tidak saya senangi
g.            kebiasaan belajar
·                        belajar  kalau ada ulangan
·                        belajar tidak teratur waktunya
·                        sukar memusatkan perhatian waktu belajar
·                        sulit mengingat pelajaran yang telah dipelajari
·                        sering merasa malas dalam belajar
·                        kalau belajar sering ngantuk
·                        kurang ada semangat dalam belajar
·                        sering menyalin pekerjaan teman
h.               penggunaan waktu
·                        saya tidak dapat membagi waktu
·                        waktu saya banyak menuruti keinginan pribadi
·                        saya binggung mengisi waktu luang
·                        waktu libur saya harus belajar
·                        lebih suka buku-buku hiburan daripada buku pelajaran
·                       
16
 
waktu saya habis untuk menonton tv
·                        saya tidak bisa menggunakan waktu luang saya
i.                 berhubungan dengan kurikulum
·                        lebih senang pulang sore
·                        sulit memahami buku paket / pelajaran
·                        lebih senang mengikuti kegiatan ekstra
·                        sering mendapatkan kesulitan menyelesaikan tugas
·                        merasa bosan karena terlalu banyak buku yang dipelajari
·                        sulit memahami buku – buku pelajaran
j.                 masalah asmara
·                        merasa tabu membicarakan soal cinta
·                        orang tua saya melarang pacaran terlebih dahulu
k.               masalah pribadi
·                     saya mulai tertarik pada lawan jenis
v  Observasi
Observasi ini dilakukan di dalam kelas dan di luar kelas. Data yang diperoleh  sebagai berikut :
a.       Di dalam kelas (proses pembelajaran)
·         Konseli kurang serius dalam belajar
·         Konseli kurang semangat dalam menerima pelajaran
·        
17
 
Konseli mudah menyerah jika mengalami kesulitan dalam pelajaran dan tidak berusaha mempelajari materi yang diberikan
·         Konseli hampir tidak pernah berusaha mencoba memahami materi pelajaran yang diberikan
·         Konseli memiliki motivasi dan daya juang belajar yang rendah
·         Konseli tampak kesulitan dan lamban dalam memahami materi-materi yang diberikan
·         Konseli lebih sering mengobrol dengan teman disekitarnya atau mengerjakan hal lain seperti menggambar yang tidak ada hubungannya dengan materi pembelajaran
·         Konseli tidak pernah bertanya kepada guru tentang mata pelajaran yang tidak dimengerti atau tidak dipahamai
·         Konseli sering sekali tidak mengerjakan tugas ataupun PR yang diberikan
·         Konseli terkadang menjadi sasaran ataupun bulan-bulanan temannya
·         Konseli tampak murung, malas, lesu dan tidak bersemangat di kelas
·         Konseli terkadang membuat ulah untuk mencari perhatian guru dan temannya
·         Konseli merasa takut salah untuk menjawab soal yang diberikan guru
b.      Di luar kelas
·         Konseli suka mengganggu temannya
·         Konseli merasa malu dan takut jika bertemu guru
·         Konseli suka memperlihatkan kejelekan teman
·         Konseli merasa senang jika temannya menderita
·         Sering terlambat dating

18
 
 

v   Wawancara
Guru praktikan melakukan wawancara pada konseli saat jam istirahat. Data yang diperoleh adalah sebagai berikut :
·         Konseli suka terhadap pelajaran matematika tetapi ia sadar dengan nilai matematikanya yang rendah. Hal itu terjadi karena konseli kurang senang dengan proses pembelajaran matematika yang kurang menarik sehingga konseli malas untuk belajar.
·        
19
 
Konseli belajar saat ulangan, sering menyalin tugas teman, dan tidak bersemangat saat belajar di rumah. Hal itu karena di rumah ia malas dan tidak bersemangat untuk belajar. Orang tuanya bahkan saudara - saudaranya hanya menyuruh belajar tanpa ada pendampingan dan perhatian pada konseli. Itu dikarenakan orang tuanya yang mempunyai kesibukan masing – masing, sedang saudara – saudaranya sudah bekerja dan kuliah. Ayahnya mempunyai bengkel yang terkenal dengan beberapa karyawan, jadi ia sibuk dengan urusan di bengkel. Sedangkan ibunya sibuk dengan pekerjaan rumah tangga, karena saat ini sedang membangun rumah baru. Konseli juga merasa kurang dekat dengan orang tuanya dan saudara – saudaranya. Saat di rumah konseli merasa tidak betah, karena tidak mempunyai teman, sehingga untuk belajarpun konseli tidak termotivasi. Orang tua menyuruh waktu libur, konseli harus belajar. Karena tanpa dampingan orang tua, jadi terkadang saat jam belajar konseli gunakan untuk menonton TV sampai larut malam.
·         Konseli juga ikut les privat di tempat saudaranya, tetapi ia merasa bosan dengan aktifitas itu. (Dokumentasi terlampir di halaman lampiran)
C.  Diagnosa
Diagnosa adalah dugaan terhadap kesulitan yang dihadapi oleh konseli. Dari analisis data yang dilakukan praktikan, dapat ditarik diagnosa yaitu :
v  Jenis Permasalahan
1.      Masalah Belajar
·         Suka pelajaran matematika tetapi nilai matematikanya di bawah rata – rata.
·         Belajar tidak teratur waktunya, terkadang kalau ada ulangan baru belajar.
·         Sukar memusatkan perhatian saat belajar
·         Sering merasa malas dalam belajar
·         Kalau belajar sering ngantuk
·         Sulit mengingat pelajaran yang dipelajari
·         Kurang semangat waktu mengikuti pelajaran
·         Anggota keluarga tidak pernah mendampingi dan memberi perhatian pada konseli saat belajar
·        
20
 
Mudah menyerah jika mengalami kesulitan dalam belajar dan tidak berusaha mempelajari materi yang diberikan
·         Tidak pernah mencoba bertanya kepada guru tentang materi yang tidak dimengerti atau tidak dipahami
·         Tampak kesulitan dan lamban dalam memahami materi-materi yang diberikan
·         Jarang memperhatikan atau mendengarkan penjelasan guru
·         Mebuat ulah saat jam pelajaran berangsung.
2.      Masalah Keluarga dan sosial
·         Merasa tidak betah di rumah.
·         Orang tua bersikap keras (menekan, tidak memberi kebebasan) kepada konseli
·         Orang tua sibuk dengan pekerjaan masing – masing.
·         Saudara sibuk dengan urusan masing – masing.
·         Merasa dirinya kurus
·         Serig tidak mengakui kesalahan
·         Sering tidak sportif
·         Lebih senang jadi anggota daripada ketua
·         Bingung / grogi jika berhadapan dengan orang banyak

21
 
 

v  Gambaran perilaku anak yang memiliki motivasi belajar rendah.
Seorang anak yang memiliki motivasi belajar rendah dapat dilihat dari ciri-cirinya. Beberapa ciri-cirinya, antara lain:
1.      Anak sulit untuk diajak belajar
2.      Anak memiliki keengganan untuk mengerjakan tugas sekolah sampai mogok masuk sekolah.
3.      Adanya konflik yang terjadi pada diri anak maupun orangtua.
4.      Anak tak memiliki kenyamanan hati.
5.      Mudah menyerah saat mengerjakan tugas.
6.      Kurang memiliki semangat belajar.
7.      Tidak memperhatikan materi pelajaran yang diberikan.
v  Faktor-faktor penyebab motivasi belajar rendah.
Dari hasil yang sudah diperoleh dapat diketahui beberapa faktor yang menyebabkan subyek memiliki motivasi belajar rendah. Faktor-faktor tersebut adalah:
1.            Faktor Intern, yaitu kesadaran diri atas pemahaman betapa pentingnya belajar. Faktor intern tersebut antara lain:
a.      
22
 
Dari konseli sendiri ada sedikit memiliki kemauan untuk belajar, selebihnya kemauannya untuk bermain dengan teman. Konseli selalu bermalas-malasan, enggan mengerjakan soal-soal, terkadang konseli tidak mengerjakan PR atau tugas-tugas harian dan sering mengerjakan PRnya di sekolah dengan menyontek PR teman.
b.      Konseli lebih banyak mengobrol atau mengerjakan hal lain yang tidak berhubungan dengan belajar atau pelajaran yang sedang dilaksananakan. Mudah menyerah saat menemukan kesulitan dalam belajar dan memiliki daya juang untuk belajar yang rendah, sehingga konseli suka mencontek pekerjaan temannya daripada berupaya dulu untuk mengerjakan sendiri. Selain itu, konseli juga tidak pernah bertanya kepada guru jika ada materi yang tidak dimengeerti atau tidak dipahami.
2.            Faktor eksternal, dapat berupa pengaruh dari lingkungan sekitarnya terutama lingkungan keluarga yaitu kedua orang tua yang dapat mempengaruhi psikologis anak yang bersangkutan. Faktor ekstern tersebut antara lain:
a.      
23
 
Peran orang tua merupakan faktor utama yang mempengaruhi rendahnya motivasi belajar konseli, karena dalam kasusnya ini tampaknya masalah keluarga melatar belakangi motivasi belajar konseli, termasuk juga sikap/perilakunya. Konseli merasa keluarganya, terutama orang tua terlalu mengekangnya, orang tua juga kurang memberi perhatian pada konseli karena kesibukan masing – masing sehingga hubungan antara keduanya kurang erat.  Hal ini dapat dilihat pada problem check-list dan angket siswa yang telah di isi oleh konseli. Peranan orang tua sangat besar dalam menanamkan motivasi belajar pada anak. Semakin sering orang tua memberikan perhatian kepada anak berupa semangat dan dorongan untuk belajar, serta meluangkan waktu bersama anak dalam berbagai aktifitas seperti mendampingi saat anak belajar maka  anak akan termotivasi untuk belajar sehingga prestasinya di sekolah akan meningkat.
b.      Penghargaan dan pujian terhadap hasil yang telah diperoleh oleh konseli dapat mendorong dan memotivasi untuk lebih berprestasi. Sehingga, penghargaan dan pujian juga sangat penting bagi konseli agar tumbuh motivasi belajar dan rasa percaya diri dilingkungan teman-temannya. Kurangnya perhatian dan penghargaan terhadap hasil yang diperoleh, bisa menyebabkan konseli kurang percaya pada diri sendiri
c.       Saat proses pembelajaran, guru harus pandai – pandai mengatur strategi pembelajaran agar siswa siswinya tidak jenuh dan bosen. Jika seorang siswa sudah jenuh dengan suatu pembelajaran maka lama kelamaan ia tidak akan menyukai pelajaran tersebut, bahkan pada pengajarnya. Dari itu motivasi siswa akan turun sehingga akan berpengaruh pada prestasinya.
d.      Sikap seorang guru juga berpengaruh terhadap motivasi belajar konseli. Di sekolah, guru harus memberi perhatian lebih guna menumbuhkan motivasi dan memperbaiki perilaku konseli.
D.  Prognosa
Prognosa adalah langkah untuk memprediksi permasalahan-permasalahan yang akan terjadi dilihat dari permasalahan yang dibantu dan tidak dibantu. Tujuan prognosa adalah untuk memperoleh jenis dan teknik bantuan yang dapat diberikan kepada konseli dengan melihat lokasi, latar belakang dan jenis masalah yang dihadapi konseli.
Dalam hal ini akan dibuat suatu prediksi/ramalan keadaan mendatang serta kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi jika masalah yang dihadapi konseli tidak segera mendapatkan solusi. Adapun kemungkinan-kemungkinan tersebut antara lain :
24
 
 

a.     Apabila permasalahan tidak segera dibantu, maka :